Seperti kisah Bu Kapsah, seorang janda yang telah 9 tahun lamanya ditinggal suami ke rahmatullah, Bu Kapsah berjuang untuk menghidupi kedua anaknya. Sehari-hari ia menjual jasa cuci dan gosok pakaian agar anak-anaknya bisa makan dan melanjutkan pendidikan. 

Gak hanya mencuci pakaian, ternyata Bu Kapsah juga ikut jadi marbot di musholla. Pengasilan yang didapat dari kedua pekerjaan itu sebulan sekitar Rp. 800.000. Tempat tinggal mereka di sebuah kontrakan yang bulanannya Rp. 600.000. Aktivitas itulah yang dijalani pasca ditinggal meninggal suaminya.

Saat ini, anak pertamanya, Sachti (17) sedang dirawat di RSUD Kota Bekasi karena didiagnosa usus buntu. Kondisi ususnya pasca pemeriksaan itu saluran ususnya sudah pecah sehingga diharuskan tindakan operasi. Sachti baru merasa sakit setelah sehari pasca memgikuti ujian UTBK kemarin. Sebelumnya ia tidak pernah merasa sakit pada bagian perutnya. Saat mau dioperasi, ia harus menjalani puasa untuk mengosongkan isi yang ada diperutnya. Untuk aktivitas makannya melalui selang di hidungnya dan hanya bisa minum susu. Kondisi pasca operasi juga harus ada selang yang tetap menempel pada perutnya. Alhamdulillah, pengobatannya dicover oleh BPJS PBI.

Musibah yang menimpa keluarga Bu Kapsah saat ini membuatnya tidak dapat bekerja sehingga tidak memiliki pemasukan karena sistem bayarnya harian. Sementara operasional Bu Kapsah dan kebutuhan Sachti di rumah sakit membutuhkan dana untuk membeli pampers, waslap, perlak, dan keperluan lainnya.

Sementara anaknya yang satu lagi, ditinggal sendiri di rumah kontrakannya. Ketika ditanya bagaimana makannya mereka, mereka selalu mendapat bantuan dari orang sekitarnya karena mau membeli juga uang yang dimiliki sangat pas bahkan kurang.

Maukah kamu ikut membantu perjuangan Bu Kapsah demi keluarganya? Silakan berikan donasi terbaik berapa pun jumlahnya, insyaAllah bisa meringankan tanggungan Bu Kapsah.